
Foto kiri-kanan: Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komissioner OJK, Ivan Arie Sustiawan, CEO & Co-Founder TaniHub dan TaniFund, Adhi Brahmantya, Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi, Bank Bukopin, Fithri Hadi, Direktur Inovasi Keuangan Digital, OJK dan Pamitra Wineka, Chairman & Co-Founder TaniHub dan TaniFund, berbincang-bincang usai Peluncuran TaniFund, di Jakarta, Selasa (18/07/2017). *(foto: Sarwono).
Jakarta – Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting dalam menopang perekonomian lndonesia Faktanya, berdasarkan data BPS kuartal N 2016, sektor pertanian adalah penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan, dengan kontribusi sebesar 13 54%. Sektor ini juga menyerap sebanyak 32% tenaga kerja di Indonesia.
Meski demikian, pemerintah masih mengalami kendala dalam memajukan sektor ini, terutama dalam menyelesaikan permasalahan rantai distribusi yang terlalu panjang dan sulitnya mendapatkan permodalan.
Januari 2016, startup e-commerce TaniHub diluncurkan untuk membantu kelompok tani yang kesulitan dalam menjual hasil panen, baik karena kurangnya akses penjualan maupun yang kesulitan menghadapi trading terms dan klien mereka. Misi utama TaniHub adalah memotong rantai distribusi sehingga disparitas harga antara petani dengan pembeli menjadi lebih keeil
Seiring perjalanan, TaniHub menyadari bahwa untuk benar-benar membantu petani agar lepas dari tengkulak, diperlukan suatu inovasi keuangan yang dapat mendukung kebutuhan permodalan mereka. Sehingga pada Januari 2017 didirikan TaniFund sebagai sebuah sarana teknologi keuangan (FinTech) crowdlending untuk menghubungkan para petani yang membutuhkan permodalan dengan masyarakat umum atau lembaga keuangan yang ingin memberikan pinjaman.
Chairman & co founder TaniFund, Pamitra Wineka, mengatakan bahwa kini TaniFund sudah membiayai 12 program budidaya sejak bulan April 2017, dan berencana menambah 4 sampai 5 project baru setiap bulan.
“Saat ini sudah ada program yang pembiayaannya bekerjasama dengan bank, yaitu dengan Bank Bukopin,” kata Pamitra dalam acara peluncuran TaniFund, di XXI Club Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (18/07/2017).
Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi Bukopin, Adhi Bramantya, menambahkan bahwa Bukopin senantiasa berinovasi untuk mengikuti perkembangan dunia usaha digital dan sudah mulai bekerjasama dengan startup e commerce dan fintech.
“Sebelumnya Bank Bukopin sudah bekerjasama dengan TaniHub untuk membiayai transaksi petani sehingga para petani sudah bisa mendapatkan pembayaran dalam 3 hari kerja,” tutur Adhi.

Penyerahan Surat Tanda Terdaftar sebagai Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi Informasi oleh OJK kepada TaniFund.
Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan respon positif dengan peluncuran TaniFund.
“Kami menyambut baik segala inovasi baru di sektor keuangan, apalagi yang mendukung program inklusi keuangan pemerintah dan menyasar pada sektor produksi,” tutur Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komissioner OJK, usai penyerahan surat tanda terdaftar sebagai penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi oleh OJK kepada TaniFund.
CEO & co founder TaniFund, Ivan Arie menambahkan bahwa TaniFund berbeda dengan fintech pinjam meminjam lainnya. TaniFund hanya fokus pada bidang produksi seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.
“Model pembiayaan kami pun dengan sistem bagi hasil sehingga baik pihak petani, pemodal dan TaniFund sendiri akan berusaha sebaik mungkin untuk mensukseskan setiap program yang dikenakan,” tambahnya.
Terkait management risiko, Ivan menyatakan bahwa tim TaniFund sudah terlebih dahulu melakukan survei kelayakan usaha untuk setiap program yang akan digarap sebelum mempublikasikannya di website.
“Kami hanya bekerjasama dengan petani-petani terbaik dan berpengalaman. Sejak berdiri, TaniHub dan TaniFund sudah bekerjasama dengan lebih dari 1.300 petani di seluruh lndonesia,” pungkas Ivan.
*(Thejakartatimes/Won).